Pertanyaan :
Pada reaksi
substitusi, kecenderungan untuk bereaksi ketika pada atom c primer.
Sedangkan pada reaksi eliminasi, reaksi yang terjadi melibatkan atom c tersier.
Pembagian atom C dibagi menjadi 3, yaitu atom C primer, sekunder dan tersier.
Pada atom C sekunder akan terjadi reaksi bersaing antara reaksi substitusi dan
reaksi eliminasi. Reaksi yang manakah yang menggunakan atom C sekunder? apa
yang menyebabkan ia tersubstitusi atau tereliminasi?
Penyelesaian :
Substrat sekunder akan terbentuk reaksi
substitusi dan eliminasi jika jumlah relative dari kedua produk tersebut
tergantung pada kekuatan basa dan keruahan nukleofil/basa.makin kuat dan meruah
basa maka dapat terbentuk nya eliminasi.dan sebalik nya makin lemah basa maka
terbentuk substitusi contoh nya: asam asetat pka=4,76 merupakan asam yg lebih
kuat dari etanol pka=15,9
maka dapat disimpulkan asam asetat merupakan basa lemah maka akan terjadi reaksi substitusi dan sebalik nya etanol merupakan basa kuat dan terjadi eliminasi.
maka dapat disimpulkan asam asetat merupakan basa lemah maka akan terjadi reaksi substitusi dan sebalik nya etanol merupakan basa kuat dan terjadi eliminasi.
Reaksi SN dan reaksi E
sering saling berkompetisi. Penjelasan Bagian reaktif dari suatu nukleofil atau
basa adalah pasangan elektron bebas. Dengan demikian, semua nukleofil g, adalah
basa yang potensial, dan semua basa adalah nukleofil yang potensial.
Seandainya kita mengganti alkil halida primer
menjadi tersier, reaksi substitusi akan terhambat (ingat, urutan reaktivitas
untuk reaktivitas SN2 adalah 10 >20 >> 30).
Tetapi, reaksi eliminasi akan cenderung terjadi karena hasilnya adalah alkena
yang lebih tersubtitusi. Pada kenyataannya, dengan t-butil bromida, hanya proses E2
yang terjadi.
Disimpulkan, jika halida
tersier
bereaksi dengan basa kuat dalam pelarut nonpolar memberikan eliminasi
(E2), bukan subtitusi. Dengan basa lemah dan nukleofil lemah, dan dalam
pelarut
polar, halida tersier memberikan hasil utama subtitusi (SN1), tetapi
sedikit
eliminasi (E1) juga terjadi. Halida primer bereaksi hanya melalui
mekanisme-mekanisme
SN2 dan E2, karena mereka tidak terionisasi menjadi ion karbonium.
Halida
sekunder menempati kedudukan pertengahan, dan mekanisme yang terjadi
sangat dipengaruhi oleh keadaan reaksi. Halida-halida sekunder dapat
bereaksi melalui mekanisme SN1 dan SN2 secara serentak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar